Tanah
Toraja adalah salah satu daerah di Indonesia yang masih memegang teguh budaya
leluhurnya. Menjaga kelestarian budaya walaupun gempuran modernisasi dunia
semakin merajalela.Diantara kearifan lokal yang dimiliki adalah sistem sosial
didalamnya. Selain itu yang unik dan menarik adalah upacara adat rambu solo
(pemakaman) juga masih dipertahankan. Karena upacara itu merupakan acara paling
penting dalam siklus hidup masyarakat Toraja. Hal ini didasarkan pada keyakinan
bahwa perjalanan jiwa ke alam baka membutuhkan bekal yang banyak sperti
kehidupan manusia di dunia. Semakin banyak kerbau dan babi yang dikorbankan
untuk mayat, semakin tinggi pula status sosial orang tersebut ditengah
masyarakat, dan semakin banyak yang dikorbankan semakin tinggi status social orang
yang meninggal tersebut.
Rumah adat khas Tanah Toraja juga
merupakan salah satu warisan budaya lokal yang penuh dengan filosofi. Atapnya
terbuat dari bambu yang dibelah dan disusun bertumpuk, namun saat ini banyak
juga yang menggunakan seng. Untuk orang Toraja, Tongkonan lebih dari sekedar
struktur. Simbol identitas keluarga dan tradisi, mewakili semua keturunan nenek
moyang pendiri.
Tata letak desa bervariasi sesuai
dengan ukuran. Sebagai aturan umum, setiap atap rumah mereka menghadap ke arah
utara. Hal ini merujuk Puang Matua berada di dunia, yaitu arah utara. Menghadap
ke arah Puang Matua berarti menghormati leluhur yang dipercaya selalu akan
mendapat berkah. Begitu banyak kearifan lokal yang didapat dari daerah ini.
Oleh karena itu, Tanah Toraja merupakan aset yang sangat berharga untuk
dikembangkan menjadi daerah wisata berbasis budaya. Internaliasi budaya dalam
internasionalisasi wisata akan menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk
berkunjung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar