Jumat, 24 April 2015

SISTEM EKONOMI INDONESIA



          Sistem Ekonomi Indonesia sungguh menekankan adanya ideologi untuk bangsa yang sangat menitikberatkan pada nilai-nilai yang mencakup pancasila dan juga senantiasa mengarah pandangan hidup untuk bangsa demokratis. Negara Kesatuan Republik Indonesia telah menghadirkan begitu banyak wajah-wajah tokoh publik negara yang saat itu telah membuat format sebuah sistem perekonomian yang sungguh tepat bagi bangsa Indonesia.
            Tokoh utama dalam bidang ekonomi yang dikenal saat itu adalah , Sumitro Djojohadikusumo, di mana ketika Ia berpidato di negara Amerika pada tahun 1949 menyatakan bahwa dalam sistem yang didambakan yaitu Sistem Ekonomi Pancasila dan menegaskan mengenai sistem tersebut bahwa telah menyepakati dengan suatu bentuk ekonomi yang baru dan didalamnya mencakup unsur utama yang dikenal dengan nama Demokrasi Ekonomi.
            Jadi Sistem Ekonomi Indonesia adalah demokrasi ekonomi atau ekonomi Pancasila. Kandungan demokrasi ekonomi ini menyatakan bahwa adanya produksi yang dilakukan untuk usaha bersama demi kepentingan bersama. Demokrasi ekonomi ini memiliki peran yang aktif dalam masyarakat berkenaan dengan kegiatan pembangunan. Pemerintah pun berkewajiban dalam menghasilkan sebuah bimbingan dan petunjuk bagi pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan iklim sehat untuk pertumbuhan dalam dunia usaha. Sedangkan dalam bidang usaha pun memiliki kewajiban sebagai pemberi sebuah tanggapan positif pada pengarahan dan bimbingan. Dengan demikian Sistem Ekonomi Indonesia tersebut melarang adanya suatu kebebasan usaha tak terkendali yang dapat menimbulkan kemungkinan adanya eksploitasi untuk pihak ekonomi yang bersifat lemah dan merasa dijajah sebagai akibat dengan semakin menyebar luasnya jurang pemisah atau memilih antara golongan kaya dan golongan miskin serta adanya peran pemerintah yang terlalu berlebihan sehingga dapat membunuh rasa motivasinya masyarakat serta daya kreativitas pun hilang untuk dapat dikembangkan.
            Oleh karena itu, masyarakat hanya mampu untuk bersikap pasif tanpa adanya aksi yang bermanfaat untuk negara dan juga bermunculan suatu bentuk yang memusat atas kekuatan ekonomi untuk satu kelompok tertentu, sehingga pihak konsumen seperti golongan robot yang diatur sedemikian rupa dalam menjalankan sebuah permainan.
Faktor-faktor dalam Sistem Ekonomi Indonesia
  1. Dana untuk negara yang seharusnya dialokasikan sebagai kepentingan kegiatan ekonomi ternyata untuk kepentingan perang dan konsumsi politik;
  2. Adanya kecenderungan-kecenderungan yang cukup signifikan dalam penggunaan sistem perekonomian yang tidak sesuai dengan keadaan masyarakat;
  3. Program dalam kegiatan ekonomi diatur oleh tokoh yang relatif tidak sesuai bidangnya, namun oleh kaum politik sehingga menyebabkan kebijakan (keputusan) itu disusun yang cenderung demi masalah  politik bukan masalah ekonomi.


1.      Data Publikasi :
a.     Judul                           : Perekonomian Indonesia
b.    Penulisan                     : Nurul Ismhi
c.     Tanggal Penerbitan     : 19 Maret 2015
d.    No. Halaman               : 17
e.      Ragam Bahasa            : Ekonomi

2.      Sinopsis/Ringkasan           :
      Jadi Sistem Ekonomi Indonesia adalah demokrasi ekonomi atau ekonomi Pancasila. Kandungan demokrasi ekonomi ini menyatakan bahwa adanya produksi yang dilakukan untuk usaha bersama demi kepentingan bersama. Demokrasi ekonomi ini memiliki peran yang aktif dalam masyarakat berkenaan dengan kegiatan pembangunan.

3.       Keunggulan                      :  
      Artikel mudah dimengerti oleh pembaca, bahasa yang digunakan sesuai dengan EYD yang ditetapkan, bermanfaat bagi para pembaca yang membutuhkan informasi Sistem Perekonomian Indonesia.

4.      Kelemahan                        :
      Artikel kurang menjelaskan secara lebih rinci bagaimana Sistem Ekonomi Indonesia, sehingga pembaca hanya dapat sedikit mengetahui tentang perekonomian indonesua

5.       Pendapat Akhir                :
            Sebaiknya penulis lebih menjelaskan secara rinci mengenai Sistem Ekonomi Indonesia. namun secara keseluruhan artikel yang dibuat sudah  mendekati sempurna dan bahasa yang digunakan sudah sesuai dengan EYD yang ditetapkan di Indonesia

Jumat, 20 Maret 2015

KEMISKINAN DAN HAK-HAK RAKYAT YANG DIRAMPAS


            Kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal sepanjang sejarah Indonesia sebagai nation state, sejarah sebuah negara yang salah memandang dan mengurus kemiskinan. Dalam negara yang salah urus, tidak ada persoalan yang lebih besar, selain persoalan kemiskinan. (1) Kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan tidak adanya investasi, kurangnya akses ke pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga, menguatnya arus
urbanisasi ke kota, dan yang lebih parah, kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan secara terbatas.
            Kemiskinan, menyebabkan masyarakat desa rela mengorbankan apa saja demi keselamatan hidup, safety life (James. C.Scott, 1981), mempertaruhkan tenaga fisik untuk memproduksi keuntungan bagi tengkulak lokal dan menerima upah yang tidak sepadan dengan biaya tenaga yang dikeluarkan. Para buruh tani desa bekerja sepanjang hari, tetapi mereka menerima upah yang sangat sedikit.
Kemiskinan menjadi alasan yang sempurna rendahnya Human Development Index (HDI), Indeks Pembangunan Manusia Indonesia. (2) Secara menyeluruh kualitas manusia Indonesia relatif masih sangat rendah, dibandingkan dengan kualitas manusia di negara-negara lain di dunia.
            Berdasarkan Human Development Report 2004 yang menggunakan data tahun 2002, angka Human Development Index (HDI) Indonesia adalah 0,692. Angka indeks tersebut merupakan komposit dari angka harapan hidup saat lahir sebesar 66,6 tahun, angka melek aksara penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 87,9 persen, kombinasi angka partisipasi kasar jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi sebesar 65 persen, dan Pendapatan Domestik Bruto per kapita yang dihitung.
berdasarkan paritas daya beli (purchasing power parity) sebesar US$ 3.230. HDI Indonesia hanya menempati urutan ke-111 dari 177 negara (Kompas, 2004).

http://artikel-ku.blogspot.com/

No.
Kesalahan
Perbaikan
Keterangan
1.
Kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas
kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas
Kesalahan EYD
2
Secara menyeluruh kualitas manusia Indonesia relatif masih sangat rendah, dibandingkan dengan kualitas manusia di negara-negara lain di dunia
secara menyeluruh kualitas manusia Indonesia relatif masih sangat rendah, dibandingkan dengan kualitas manusia di negara-negara lain di dunia
Kesalahan EYD


Jumat, 09 Januari 2015

ANALISIS JURNAL MENGENAI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP SUATU PRODUK

URL jurnal yang dianalisis


Secara teoritis, dari hasil penelitian jurnal tersebut merupakan pengujian atau verifikasi teori  dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam perpindahan merek pada produk dengan keterlibatan tinggi (high involment) dalam proses pengambilan keputusan yang kompleks. Hasil pengujian dengan menggunakan analisis Structural Equation Modelling  (SEM) dengan bantuan program aplikasi AMOS 5 menunjukkan bahwa model penelitian yang diajukan dapat diterima (acceptable fit) sesuai dengan data yang diobservasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai chi–square yang marginal, yaitu sebesar 15.705, derajat kebebasan (degree of freedom) = 10, tingkat probabilitas
(probablility level ) =  0.108; CMIN /DF = 1.571, GFI = 0.971, AGFI = 0.919; TLI  yang marginal sebesar = 0.928; CFI = 0.966; dan RMSEA = 0.063. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa dari 11 hipotesis yang diajukan, 8 hipotesis diantaranya didukung sementara 4 hipotesis lainnya tidak didukung. Keempat hipotesis yang tidak didukung adalah : H4, H5, H7 dan H11. Terkait dengan permasalahan penelitian , maka hubungan antar variabel yang diteliti dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Prior experience berpengaruh positif  terhadap Product   knowledge. 2. Prior experience dan Product knowledge berpengaruh positif terhadap Satisfaction. 3. Product knowledge  berpengaruh negatif terhadap  Media search , sedangkan Satisfaction berpengaruh positif terhadap Media search.  4. Satisfaction dan Media search berpengaruh positif terhadap Consideration – set size. 5. Consideration – set size berpengaruh positif terhadap Retailer Search. 6. Satisfaction, Consideration – set size dan Retailer Search berpengaruh positif terhadap Brand switching behavior.  
 

PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN SECARA ONLINE


Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang atau jasa.
dengan Meningkatnya kemakmuran, ketersediaan koneksitas dengan kecepatan tinggi dan penawaran-penawaran online yang semakin berkembang akan semakin memberikan pengaruh dalam perilaku konsumen terhadap pembelanjaan secara online, jika dibandingkan dengan belanja secara offline dimana konsumen harus berpergian keluar rumah mencari suatu barang yang sedang dibutuhkan akan menghabiskan waktu dan tenaga lebih banyak, di era modern saat ini konsumen sudah lebih memilih belanja secara online karena aksesnya yang mudah dan tidak harus berpergian keluar rumah yang membutuhkan waktu dan tenaga lebih banyak. dengan secara online konsumen hanya tinggal menggunakan handphone atau komputer yang sudah terkoneksi dengan internet lalu konsumen hanya tinggal mencari barang atau kebutuhan lain yang sedang diinginkan.
Dengan pertumbuhan yang akan terus berlanjut ini, e-commerce menggambarkan peluang yang luar biasa bagi para peritel online dan pemilik jasa operator untuk memperluas basis konsumen mereka. Kunci untuk tetap menjadi yang terdepan berada pada kemampuan untuk mengidentifikasi dan memahami keinginan konsumen, senantiasa mengikuti perkembangan perubahan perilaku online dan menerapkan taktik yang membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen, maka para peritel online harus mengetahui dan memahami terlebih dahulu perilaku para konsumen terhadap pembelanjaan secara online, dibawah ini adalah perilaku konsumen indonesia Menurut Handi Irawan perilaku konsumen Indonesia dikategorikan menjadi sepuluh, yaitu:
1. Berpikir jangka pendek (short term perspective), ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan sulit untuk diajak berpikir jangka panjang, salah satu cirinya adalah dengan mencari yang serba instant.
2. Tidak terencana (dominated by unplanned behavior). Hal ini tercermin pada kebiasaan impulse buying, yaitu membeli produk yang kelihatannya menarik (tanpa perencanaan sebelumnya).
3 Suka berkumpul. Masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan suka berkumpul (sosialisasi). Salah satu indikator terkini adalah situs social networking seperti Facebook dan Twitter sangat diminati dan digunakan secara luas di Indonesia.
4. Gagap teknologi (not adaptive to high technology). Sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu menguasai teknologi tinggi. Hanya sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan fitur yang umum digunakan kebanyakan pengguna lain.
5. Berorientasi pada konteks (context, not content oriented). Konsumen kita cenderung menilai dan memilih sesuatu dari tampilan luarnya. Dengan begitu,konteks-konteks yang meliputi suatu hal justru lebih menarik ketimbang hal itu  sendiri.
6. Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO effect). Sebagian konsumen Indonesia juga lebih menyukai produk luar negeri daripada produk dalam negeri, karna bias dibilang kualitasnya juga lebih bagus dibanding produk di Indonesia
7. Beragama(religious). Konsumen Indonesia sangat peduli terhadap isu agama. Inilah salah satu karakter khas konsumen Indonesia yang percaya pada ajaran agamanya. Konsumen akan lebih percaya jika perkataan itu dikemukakan oleh seorang tokoh agama, ulama atau pendeta. Konsumen juga suka dengan produk yang mengusung symbol-simbol agama.
8. Gengsi (putting prestige as important motive). Konsumen Indonesia amat getol dengan gengsi. Banyak yang ingin cepat naik “status” walau belum waktunya. Saking pentingnya urusan gengsi ini, mobil-mobil mewah pun tetap laris terjual di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun. Menurut Handi Irawan D, ada tiga budaya yang menyebabkan
gengsi. Konsumen Indonesia suka bersosialisasi sehingga mendorong orang untuk pamer. Budaya feodal yang masih melekat sehingga menciptakan kelas-kelas sosial dan akhirnya terjadi “pemberontakan” untuk cepat naik kelas. Masyarakat kita mengukur kesuksesan dengn materi dan jabatan sehingga mendorong untuk saling pamer.
9. Budaya lokal (strong in subculture). Sekalipun konsumen Indonesia gengsi dan menyukai produk luar negeri, namun  unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Ini bukan berarti bertentangan dengan hukum perilaku yang lain.
10. Kurang peduli lingkungan (low consciousness towards environment). Salah satu karakter konsumen Indonesia yang unik adalah kekurangpedulian mereka terhadap isu lingkungan. Tetapi jika melihat prospek kedepan kepedulian konsumen terhadap lingkungan akan semakin meningkat, terutama mereka yang tinggal di perkotaan begitu pula dengan kalangan menengah atas relatif lebih mudah paham dengan isu lingkungan. Lagi pula mereka pun memiliki daya beli terhadap harga premium sehingga akan lebih mudah memasarkan produk dengan tema ramah lingkungan terhadap mereka.

Di zaman serba instan ini, biasanya seseorang menginginkan sesuatu hal didapatkan secara mudah dan dengan cara yang sederhana. Misalnya dalam berbelanja. pembeli tidak perlu lagi datang ke toko dimana produk yang dia inginkan dijual. Pembeli hanya perlu mengakses internet kemudian memilih website sebagai toko online yang menjual produk yang dia inginkan. Setelah memilih barang yang diinginkan sesuai dengan spesifikasinya, dia hanya perlu membayarnya dengan kartu kredit atau transfer melalui phone banking dan bisa juga melalui layanan internet banking. Pembeli hanya perlu menunggu sampai barang yang di pesan dikirimkan langsung ke rumah.
Belanja online sebetulnya dalam sejarahnya sudah terjadi puluhan tahun yang lalu. Hanya saja saat itu medianya bukan dengan menggunakan layanan internet. Saat itu sudah dikenal dengan memakai televisi dan telepon. Penjual dapat mengiklankan produknya menggunakan televisi dan pembeli dapat membeli barang tersebut secara online melalui sambungan telepon. Caranya hampir sama dengan belanja online dengan layanan internet. Pembeli hanya tinggal menghubungi penjual, kemudian penjual mengirimkan barangnya ke rumah pembeli dan terjadilah transaksi jual beli di rumah pembeli.
Lain lagi jika kita membeli sebuah barang melalui sebuah forum jual beli. Dalam forum jual beli lebih diutamakan kenyamanan masing-masing pihak antara penjual dan pembeli. Misalnya mereka bisa melakukan pembayaran secara COD (Cash On Delivery) atau menggunakan Rekening Bersama. Namun cara seperti COD memang ada kelemahannya. Karena pembeli dan penjual tetap harus mau repot untuk bertemu di sebuah tempat yang dijanjikan. Keuntungannya adalah keduanya bisa sama-sama mengerti tentang barang dan jenis transaksi yang lebih cepat yaitu menggunakan uang tunai. pada intinta konsumen di indonesia lebih menyukai pembelanjaan secara online karena lebih mudah dan instan
.