Sabtu, 26 Januari 2013

Kearifan lokal Tanah Toraja



Tanah Toraja adalah salah satu daerah di Indonesia yang masih memegang teguh budaya leluhurnya. Menjaga kelestarian budaya walaupun gempuran modernisasi dunia semakin merajalela.Diantara kearifan lokal yang dimiliki adalah sistem sosial didalamnya. Selain itu yang unik dan menarik adalah upacara adat rambu solo (pemakaman) juga masih dipertahankan. Karena upacara itu merupakan acara paling penting dalam siklus hidup masyarakat Toraja. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa perjalanan jiwa ke alam baka membutuhkan bekal yang banyak sperti kehidupan manusia di dunia. Semakin banyak kerbau dan babi yang dikorbankan untuk mayat, semakin tinggi pula status sosial orang tersebut ditengah masyarakat, dan semakin banyak yang dikorbankan semakin tinggi status social orang yang meninggal tersebut.
Rumah adat khas Tanah Toraja juga merupakan salah satu warisan budaya lokal yang penuh dengan filosofi. Atapnya terbuat dari bambu yang dibelah dan disusun bertumpuk, namun saat ini banyak juga yang menggunakan seng. Untuk orang Toraja, Tongkonan lebih dari sekedar struktur. Simbol identitas keluarga dan tradisi, mewakili semua keturunan nenek moyang pendiri.
Tata letak desa bervariasi sesuai dengan ukuran. Sebagai aturan umum, setiap atap rumah mereka menghadap ke arah utara. Hal ini merujuk Puang Matua berada di dunia, yaitu arah utara. Menghadap ke arah Puang Matua berarti menghormati leluhur yang dipercaya selalu akan mendapat berkah. Begitu banyak kearifan lokal yang didapat dari daerah ini. Oleh karena itu, Tanah Toraja merupakan aset yang sangat berharga untuk dikembangkan menjadi daerah wisata berbasis budaya. Internaliasi budaya dalam internasionalisasi wisata akan menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar